KARAKTERISTIK ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN

06.51.00 Unknown 3 Comments


Allah SWT  sang pencipta manusia, Dzat yang  sangat mengerti karakter, kelebihan dan kekurangan manusia. Aturan yang Dia berikan memiliki dimensi  universal, nihil cacat dan  kurang. Sangat bertolak belakang dengan aturan produk manusia yang serba kurang dan penuh  kelemahan.  Pelaksanakan  dan penerapan sistem  dari yang Maha Sempurna  ini niscaya  akan memberi rahmatan lil ‘alamin.  Dan jika dicermati secara holistik, setidaknya ada empat karakteristik yang dimiliki Islam sebagai pembawa rahmat ini. Karakter ini hanya terdapat pada Islam rahmatan lil 'alamin, dan tidak terdapat pada Islam yang tercampur seperti Islam Moderat, Islam Nusantara, apalagi Islam Liberal.
 
Pertama, Islam rahmatan lil ‘alamin  bersifat menyeluruh ( شمولية )
Kemenyeluruhan Islam sebagai pembawa rahmat kehidupan nampak jelas bahwa Islam telah mengatur semua aspek kehidupan. Seperti aspek politik, kemasyarakatan, ekonomi, kebudayaan, akhlak, dan lain sebagainya.  Islam datang untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, mengatur manusia dengan dirinya sendiri, serta mengatur manusia dengan manusia lainnya dalam sebuah masyarakat yang unik.

Rangkaian aturan hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya itu terekam  pada  akidah dan ibadah –madhah--. Hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri terwujud pada persoalan makanan, pakaian, dan  akhlak.  Sementara hubungan manusia dengan manusia yang lainnya tampak pada aktivitas mu’amalat, ‘uqubat, dan politik dalam dan luar negeri. Alllah SWT berfirman:
وَ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَاناً لِّكُلِّ شَيْءٍ وَ هُدًى وَ رَحْمَةً وَ بُشْرَى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (An Nahl 89)

Allah SWT telah menjamin kelengkapan Islam sebagai ideologi pembawa rahmat juga jelas dalam firman-Nya:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَ أَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَ رَضِيْتُ لَكُمُ الْإِسْلاَمَ دِيْنًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam sebagai  agama kalian.” (Al Maidah 3)

Dengan pandangan  Islam yang menyeluruh, mencakup segala hal seperti ini, tidak ada tempat bagi seorang muslim untuk mengatakan dan berbuat yang kosong dari  pandangan Islam.  Jika terkait dengan benda, maka ada hukum halal dan haram, sementara jika terkait dengan  perbuatan, tidak akan lepas dari hukum yang lima (halal, haram, makruh, mudah, dan sunnah/mandub).
Kedua, Islam rahmatan lil’alamin bersifat luas ( اتّساع )
Islam adalah ajaran yang memiliki sifat  luas, tidak stagnan dan mampu menjawab persoalan seiring dengan  begulirnya zaman tanpa batasan tempat. Yang memungkinkan  para fuqaha (ahli fiqih) untuk menggali hukum syar’i dari nash-nash untuk segala sesuatu yang baru.

Hal demikian karena dalil-dalil syara datang dengan  bentuk khuththuth ‘aridhah (makna-makna yang global) yang memungkinkan digali darinya hukum-hukum terperinci yang bersifat praktis.

Jika seorang mulsim ditanya dalil syara tentang aktivitas berbagai kendaraan, menumpang pesawat terbang, dan lain sebagainya. Kemudian dibahas untuk menemukan hukumnya, maka dia akan menemukan kebolehan hukumnya sebagaimana Firman Allah SWT:

وَءَايَةٌ لَّهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِ. وَ خَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهِ مَا يَرْكَبُوْنَ

“Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan.  Dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.” (Yasin 41-42).

Sekiranya seorang Muslim bertanya tentang bagaimana hukum pengembanan energi dan bom Nuklir, sungguh dia akan menemukan Firman Allah:

وَ أَعِدُّوْا لَهُمْ مَّا اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهَبُوْنَ بِهِ عَدُوَّ اللهِ وَ عَدُوَّكُمْ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian” (Al Anfaal 60).

Ketiga, Islam rahmatan lil ‘alamin bersifat  Praktis (عمليّ ).
Hukum-hukum Syariat yang telah datang untuk diterapkan dan dilangsungkan di tengah-tengah kehidupan. Hukum Islam sangat kompatibel dengan tabiat manusia. Dan  Allah sudah menjamin hal demikian sebagaimana Firman-Nya.

لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا
 “Allah tidak membebani –seorang hamba—kecuali sesuai dengan kesanggupannya” (Al Baqarah 282). Artinya tidak ada satupun hukum Allah yang tidak sesuai dengan manusia.

Sehingga kita akan temukan banyak ayat dalam al Qur’an yang selalu merekatkan antara keimanan dengan amal. Karena semua hukum-hukum Islam itu bersifat praktis untuk diamalkan.  Bukan sekedar teori.  Ilmu fiqih dalam Islam dikenal ilmu-ilmu yang terkait dengan hukum syari’at Islam, yang bersifat praktis, yang digali dari dalil-dalil yang terperinci.
Lebih dari itu,  dengan keimanan dan amal yang shaleh –yang bersifat praktis tersebut-- Allah akan menjanjikan berbagai kemenangan dalam kehidupan. Artinya kunci sukses dalam kehidupan ini adalah dengan beriman dan melaksanakan amal shaleh yang praktis tersebut. Firman Allah:

وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِيْ الأَرْضِ
 “dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi”. (An Nur 55)

Sejarah juga telah menjadi saksi bahwa Islam sebagai ideologi kehidupan telah diterapkan lebih dar 13 abad dalam sebuah negara.  Bahkan Negara Islam telah menjadi negara super power yang benar-benar memberi rahmat untuk seluruh alam.

Keempat, Islam rahmatan lil ‘alamin  sesuai dengan fitrah manusia ( انسانيّ ).
Rahasia  Islam demikian karena  seruan hukum syara  kepada manusia tanpa memandang ras atau pun perbedaan jenis kelamin.  Apakah orang Arab atau selain Arab. Islam telah datang sebagai sebuah konsep hidup untuk seluruh manusia tanpa kecuali.  Sehingga  seruan Islam untuk memeluk dan beribadah kepada Allah, adalah seruan untuk semua manusia.  

قُلْ يآأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ إِلَيْكُمْ جَمِيْعًا
“Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua”  (Al A’raf 158).

Demikian pula dengan Firman Allah:
يآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَ أُنْثَى وَ جَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَ قَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوا
 “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.”  (Al Hujurat 13)

Nabi terdahulu telah diutus untuk kaumnya pada wakt tertentu. Tidak demikian dengan Rasulullah saw. Beliau diutus untuk seluruh manusia hingga akhir zaman.

أُعْطِيْتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِيْ نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيْرَةَ شَهْرٍ وَ جُعِلَتْ لِيْ الأَرْضُ مَسْجِدًا وَ طَهُوْرًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِيْ أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلَّ وَ أُحِلَّتْ لِيْ الْمَغَانِمُ وَ لَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِيْ وَ أُعْطِيْتُ الشَّفَاعَةَ و َكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَ بُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً.  
"Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada orang sebelumku; aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka sejauh satu bulan perjalanan, dijadikan bumi untukku sebagai tempat sujud dan suci. Maka dimana saja salah seorang dari umatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat, dihalalkan untukku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan untuk orang sebelumku, aku diberikan (hak) syafa'at, dan para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia." (HR. Bukhari)

Sungguh telah beriman banyak suku bangsa selain Arab kepada Agama ini, seperti orang-orang Persia, Romawi, Eropa dan yang lainnya. Karakteristik Islam seperti ini yang telah membawa mereka dari kegelapan menjadi cahaya Islam, dan membangkitkan manusia dari   keterbelakangan menuju masyarakat maju yang memiliki peradaban. []


Allah SWT  sang pencipta manusia, Dzat yang  sangat mengerti karakter, kelebihan dan kekurangan manusia. Aturan yang Dia berikan memiliki...

3 komentar: