Tafsir Al Waqi'ah Ayat 01 - 06 KEADAAN HARI KIAMAT

02.57.00 Unknown 1 Comments

Tafsir
Surah Al Waqi’ah (Hari Kiamat)

Keutamaan Surah Al Waqi’ah
Dari Ibnu ‘Abbas, ia mengatakan bahwa Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah! Engkau kelihatan telah beruban,” Kemudian Rasulullah saw bersabda:

“Yang membuatku membuatku beruban adalah surah Hud, al Waqi’ah, al Mursalat, an Naba, dan At Takwiir.” Diriwayatkan oleh At Tirmidzi. Hasan Gharib.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwa Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat Al Waqi’ah pada tiap malam, maka dia tidak akan tertimpa melarat selamanya”. (Diriwayatkan oleh Hafidz Abu Ya’la dan Ibnu Asakir).

Surat Al Waqi’ah 1-6:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ. لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ.  خَافِضَةٌ رَافِعَةٌ.  إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا.  وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا.  فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا)

KEADAAN HARI KIAMAT.
Al Waqi’ah adalah salah satu nama lain dari Hari Kiamat. Nama ini menunjukkan kedahsyatan dari kejadian hari Kiamat itu. Surat ini turun sebelum Rasul saw berhijrah ke Madinah.

 (1). Apabila terjadi hari Kiamat. (Disebutkan sebagai al Waqi’ah (pasti terjadi) karena keberadaannya yang pasti sebagaimana Allah berfirman: (  فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةٌ ) “Maka pada Hari itu terjadilah hari kiamat” (al Haaqah 15). Artinya tidak ada yang dapat menolak dan memalingkan kejadiannya bila Allah menghendakinya terjadi. (الواقعة ) artinya kejadian atau peristiwa. Ayat ini hanya menamainya peristiwa karena kejadiannya sedemikian jelas dan pasti, sehingga walaupun tidak dijelaskan peristiwa apa itu, seharusnya semua manusia telah mengatahuniya. Bahwa kejadian itu adalah kejadian kiamat.

(2).  Tidaklah atas kejadian kiamat itu dapat didustakan. Saat kiamat itu terjadi, tidak ada orang pendusta yang mendustakannya. Seperti manusia mendustakan hari ini sebelum itu. Qatadah berkata; “Kejadian hari kiamat itu tidak dapat diubah, diudur, maupun dicabut”. Setiap jiwa saat itu beriman, karena mereka melihat siksa dengan mata kepala.

(3) (kejadian itu) merendahkan (satu golongan) yaitu merendahkan satu golongan, yakni musuh-musuh Allah, sampai pada tempat yang paling dasar di Neraka, meski di dunia mereka adalah orang-orang yang terhormat.  dan meninggikan (satu golongan). Dan mengangkat golongan yang lain, yakni wali-wali Allah, sampai ke tingkatan paling tinggi di Surga dengan kenikmatan yang abadi, meskipun di dunia mereka adalah orang-orang yang lemah (Hasan, Al Qatadah).

(4) Apabila digoncangkan bumi dengan segoncang-goncangnya (dahsyat).Yaitu apabila bumi digonjangkan dengan kuat, sehingga betapa pun besar dan luasnya, ia bergoncang dan bergetar. Ar Rabi’ bin Anas berkata, “Bumi bergoncang dengan semua yang ada di dalamnya, seperti ayakan yang bergetar dengan apa yang ada padanya”. Ulama tafsir berkata, “bumi digoyang sebagaimana anak di buaian digoyang. Ayat di atas menggunakan bentuk pasif yang mengesankan bahwa kejadian tersebut terjadi dengan sangat mudah (oleh Allah SWT).

(5) Dan gunung-gunung dihancurkan sehancur-hancurnya. Gunung-gunung dicerai beraikan hingga hingga bagaikan tepung yang berhamburan, padahal sebelumnya menjulang tinggi.
(6) Maka (jadilah ia) debu yang beterbangan.  Artinya, semua gunung di hari Kiamat menjadi debu yang beterbangan, kemudian lenyap tanpa bekas. Al ‘Aufi berkata dari Ibn Abbas, “yaitu seperti abu yang beterbangan dari nyala api yang bergejolak. Pada mulanya berupa percikan api, dan setelah terjatuh semuanya hancur dan lenyap. ( هَبَاءً ) artinya benda kecil yang beterbangan di udara.[]

Tafsir Surah Al Waqi’ah (Hari Kiamat) Keutamaan Surah Al Waqi’ah Dari Ibnu ‘Abbas, ia mengatakan bahwa Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulul...

1 komentar:

  1. terimakasih banyak, ilmunya bermanfaat dan membantu dalam mengerjakan tugas tauhid dan ilmu kalam

    BalasHapus