PERINGATAN BAHWA ALLAH YANG MENUMBUHKAN TANAMAN.
15 Mei 201609 Sya'ban 1437 H
بسم الله الرحمن الرحيم
Surat Al Waqi’ah 63-67:
PERINGATAN BAHWA ALLAH YANG MENUMBUHKAN TANAMAN.
Setelah Allah menguraikan kejadian manusia dari Nuthfah (sperma dan ovum) sebagai bukti kuasa-Nya, kini disebutkan salah satu dari kebutuhan pokok manusia yang mereka lihat sehari-hari yang juga dapat mengantar pada keyakinan akan keniscayaan kiamat.
(أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَحْرُثُونَ)
(63). Apakah maka kalian melihat apa yang kalian tanam? (Artinya, terangkanlah kepada Kami tentang apa yang telah kalian tanam? Kalian mencangkul tanah, membajak dan menaburkan benih. Ini adalah hujjah atas keEsaan dan kekuasaan Allah.
Beritahukanlah Aku (Allah) atas benih yang kalian tanam di tanah? Ibnu Jarir meriwayatkan Hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasul saw. bersabda:
لاَ تَقُوْلَنَّ: زَرَعْتُ, وَ لَكِنْ قُلْ: حَرَثْتُ
“Jangan sekali-kali kalian mengatakan: “Aku telah menumbuhkan,” tapi katakanlah: “Aku telah menanam.”
(أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ)
(64) Apakah kalian yang menumbuhkannya atau Kami yang menumbuhkannya ? (Apakah kalian membuat benih itu tumbuh dan hidup sampai berisi? Atau Kami-kah yang membuat hal itu? Jika kalian mengakui bahwa Allah-lah yang mengeluarkan biji dan menumbuhkan tanaman, lalu mengapa kalian mengingkari bahwa Allah mengeluarkan orang-orang mati dari dalam kubur mereka?).
(لَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَاهُ حُطَامًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُونَ)
(65) Sekiranya Kami menghendaki, sungguh Kami jadikan ia (tanaman itu) hancur dan kering (Jika dikehendaki, pasti Kami jadikan tanaman itu hancur dan tidak bisa dimanfaatkan, baik untuk makanan maupun lainnya. Karena Kami lah yang menumbuhkan tanaman berkat kelembutan dan kasih sayang Kami.
Al Qurthubi berkata: “Yakni hancur dan rusak dan tidak bisa dijadikan makanan. Dengan hal tersebut Allah mengingatkan dua hal; pertama, nikmat yang Dia berikan kepada mereka pada tanaman agar mereka mensyukurinya. Kedua, agar mereka mengambil pejalaran dari diri mereka sendiri. Seperti hal nya Allah menjadikan tanaman kering, demikian juga Allah membinasakan mereka jika Dia kehendaki, agar mereka berhenti dari kedurhakaan) , maka jadilah kalian tercengang? (kalian jadi sedih dan susah, karena tanaman tertimpa musibah.
Ikrimah berkata: “Kalian saling menyalahkan”. Al Hasan, Qatadah, dan As Suddi berkata: “Maksudnya kalian menyesal”. Kata ( تَفَكَّهُوْنَ ) artinya terheran-heran, menyesal, sedih, dan saling mempersalahkan. dalam Bahasa Arab kata yang memiliki makna yang saling bertentangan, orang Arab berkata: “Tafakkahtu” bisa berarti aku meraih nikmat, atau aku bersedih.
(إِنَّا لَمُغْرَمُونَ)
(66) (Kemudian kalian berkata): “Sesungguhnya kami benar-benar rugi (waktu, tenaga, harta dan benda. Kami terjerumus dalam keburukan, kami telah dibebani hutang. Kami telah menanam benih yang kami beli dengan uang, namun tidak ada hasilnya).
Kata ( مَغْرُوْمُوْنَ ) terambil dari kata ( غَرَاْمَة ) artinya keharusan membayar sesuatu, yakni terjerum dalam kebinasaan dan siksa.
(بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ)
(67) Bahkan kami (menjadi orang) yang tidak mendapat hasil apa-apa (justru kami tidak memperoleh rezeki. Kami telah membayar harga benih tapi kami tidak memperoleh padi ). []
Assalamu'alaikum, izin kopi paste, ustadz.
BalasHapus